Mengenal Pengobatan Thibbun Nabawi
Bagi beberapa orang mungkin sudah mengenal mengenai khasiat jinten hitam (habbatussauda), madu dan juga tindakan kesehatan bekam atau yang juga sering disebut hijamah. Namun apakah anda sudah mengetahui bahwa khasiat jinten hitam, madu dan juga bekam adalah hal yang sudah tertulis pada ayat ayat Al Quran? Ya hal hal mengenai segala sesuatu yang telah ditulis atau disebutkan didalam Al Quran dan As Sunnah Shahih yang berkaitan dengan ilmu kesehatan atau pengobatan disebut sebagai Thibbun Nabawi. Thibbun Nabawi adalah kumpulan mengenai apa yang Shahih berdasarkan dari petunjuk Rasululllah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Bagi beberapa orang mungkin sudah mengenal mengenai khasiat jinten hitam (habbatussauda), madu dan juga tindakan kesehatan bekam atau yang juga sering disebut hijamah. Namun apakah anda sudah mengetahui bahwa khasiat jinten hitam, madu dan juga bekam adalah hal yang sudah tertulis pada ayat ayat Al Quran? Ya hal hal mengenai segala sesuatu yang telah ditulis atau disebutkan didalam Al Quran dan As Sunnah Shahih yang berkaitan dengan ilmu kesehatan atau pengobatan disebut sebagai Thibbun Nabawi. Thibbun Nabawi adalah kumpulan mengenai apa yang Shahih berdasarkan dari petunjuk Rasululllah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Thibbun Nabawi jika dicari definisinya adalah (metode) pengobatan yang diucapkan, dilakukan dan ditetapkan dan diamalkan oleh Rasululllah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan bukan merupakan sangkaan namun khasiatnya dapat mengobati penyakit jasad, indera dan bahkan ruh. Oleh karena itu thibbun nabawi sebenarnya adalah keharusan yang mutak, bukan sunnah seperti yang dianggap oleh kebanyakan orang pada umumnya. Pendapat bahwa pengobatan thibbun nabawi merupakan mubah dapat dilihat dalam pendapat Syaikh Al Ustaimin rahimahullah yang berkata “Hijamah (bekam” adalah pengobatan, bukan sunnah.” Sedangkan meminum madu sangat dianjurkan seperti dalam pendapat beliau lainnya “meminum madu – misalnya – syariat menganjurkan diminum karna ada firman Allah “sebagai penyembuh bagi manusia” dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyukai madu akan tetapi apakah kita er-taqarrub (beribadah) kepada Allah dengan meminum madu? Tidak. Terlepas dari ikhtilaf Ulama menentukan apakah mubah atau sunnah, tentunya jika kita mengambilnya sebagai mubah maka ia bisa menjadi bernilai pahala yang tentunya seusai dengan niat atau ia akan menadi wasilah karena ketaatan.